Sejarah Peradaban Islam di Masa Bani Umayyah
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam
Dosen
: Dra. Titing Rohayati, M. Pd
Disusun Oleh
Ami Awaludin Jamil (1003695)
Kelas
: VA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bani Umayah berasal dari nama Umayah
Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang
memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga
bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang
memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai
jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing
dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah datang agama Islam
persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang lebih nyata.
Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim menjadi
penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang
belum. Bani Umayyah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada
masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka masuk
Islam.
Awal kedaulatan bagi kedaulatan Bani
Umayyah adalah sepeninggal Khalifah Ali ibn Abi Thalib, yang mana gubenur Syam
tampil sebagai pemimpin Islam yang kuat. Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harb yang
dulunya gubenur Syam, menggantikan posisi Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin
Islam dengan cara yang bisa dibilang curang, yang waktu itu berawal dari
negosiasi antara pihak Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang diwakili oleh Abu Musa
Al-Asy’ari dengan pihak Muawiyyah yang diwakilkan oleh Amr bin Ash. Dari hasil
negosiasi keduanya menghasilkan kesepakatan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn
Abi Thalib dan Muawiyyah, kemudian setelah itu dipilihlah seorang khalifah yang
baru. Sebagai orang tertua, Abu Musa Al-Asy’ari yang mengawali dalam
mengumumkan hasil negosiasi tersebut.namun berbeda halnya dengan Abu Musa
Al-Asy’ari, Amr bin Ash justru mengumumkan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn
Abi Thalib tetapi menolak untuk menjatuhkan Muawiyyah, dengan kata lain Amr bin
Ash mendukung pengangkatan Muawiyyah sebagai pemipin yang menggantikan Khalifah
Ali ibn Abi Thalib.
Pada umumnya sejarawan menganggap
Muawiyyah secara negatif, karena dari proses keberhasilannya memperoleh
legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di Siffin diperoleh dengan
cara arbitrasi yang curang. Lebih dari itu, Muawiyyah juga dituduh sebagai
pengkhianat prinsip-prinsip demikrasi yang diajarkan Islam, karena dialah yang
mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang yang dipilih oleh rakyat
berganti menjadi pewarisan yang turun temurun seperti halnya dengan kerajaan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana prestasi peradaban Islam pada masa Daulah Bani
Umayyah?
2.
Apa sebab-sebab kemunduran Daulah Bani Umayyah?
3.
Apa pelajaran terpenting bagi pengembangan peradaban Islam masa
kini dan masa depan?
C.
Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah
ini terbagi menjadi dua bagian, diantaranya adalah tujuan umum dan tujuan
khusus. Adapun tujuan umum pembuatan makalah ini adalah ditujukan guna memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Sedangkan tujuan
khususnya yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui prestasi peradaban Islam
pada masa Daulah Bani Umayyah.
2.
Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran Daulah Bani Umayyah.
3.
Untuk mengetahui pelajaran terpenting bagi pengembangan
peradaban Islam masa kini dan masa depan.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya
dijabarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D.
Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Sejarah Kelahiran Daulah Bani Umayyah
B.
Puncak Kejayaan Daulah Bani Umayyah
BAB III PEMBAHASAN
A.
Prestasi Peradaban Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah
B.
Sebab-sebab Kemunduran Daulah Bani Umayyah
C.
Pelajaran Terpenting bagi Pengembangan Peradaban Islam Masa
Kini dan Masa Depan
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Sejarah Kelahiran
Daulah Bani Umayyah
Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh
Mu’awiyah Bin Abu Sufyan padatahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung
hingga pada tahun 132H/750M. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang politisi
handal dimana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa khalifah
Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari
genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Husein putra Ali
binThalib dapat dikalahkan oleh Umayyah.
Kekhalifahan Muawiyah ini diperoleh
melalui kekerasan, diplomasi, dantipu daya, tidak dengan pemilihan. Hal ini
berbeda dengan proses pemilihan kepala Negara pada masa sebelumnya, yang
diniliai cukup demokrasi. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun
dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan
tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang
diangkat oleh Allah.
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibatdari
kemenangan terbunuhnya Khalifah Ali, akan tetapi ia memiliki basis rasional
yang solid bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan.Adapun faktor
keberhasilan tersebut adalah :
1.
Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani
Umayyah.
2.
Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak
dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3.
Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan
sejati,bahkan mencapai tingkat hilm sifat tertinggi yang dimiliki oleh
parapembesar Mekkah zaman dahulu, yang mana seorang manusia hilm
sepertiMuawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil
keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.
Adapun raja-raja yang berkuasa pada dinasti Umayyah I ini
berjumlah 14, antara lain:
1. Mu’awiyah I bin Abi
Sufyan (41-61H/661-680M)
2. Yazid bin Mu’awiyah
(61-64H/680-683M)
3. Mu’awiyah II bin
Yazid (64-65H/683-684M)
4. Marwan bin Hakam
(65-66H/684-685M)
5. Abdul Malik bin Marwan
(66-86H/685-705M)
6. Al-Walid bin Abdul
Malik (86-97H/705-715M)
7. Sulaiman bin Abdul
Malik (97-99H/715-717M)
8. Umar bin Abdul Azis
(99-102H/717-720M)
9. Yazid bin Abdul Malik
(102-106H/720-724M)
10. Hisyam bin Abdul
Malik (106-126H/724-743M)
11. Al-Walid II bin Yazid
(126-127H/743-744M)
12. Yazid III bin
Walid(127H/744M)
13. Ibrahim bin Malik
(127H/744M)
14. Marwan II bin
Muhammad (127-133H/744-750M)
B.
Puncak Kejayaan
Daulah Bani Umayyah
Pada masa pemerintahan Muawiyyah
terkenal sebagai era yang agresif karena perhatian terpusat kepada perluasan
wilayah, dan kemajuan besarpun hadir dengan berhasilnya perluasan wilayah.
Kemajuan Dinasti Umayyah terdapat di masa Muawiyyah bin abi Sofyan sampai
pemerintahannya Hiyam bin Abdul Malik 661 M/ 41 H – 743 sedangkan pemerintahan
setelahnya hanya menuju kepada kehancuran Muawiyyah.
Dimasa Muawiyyah, terdapat peristiwa
paling mencolok yakni penyerangan kota konstan tinopel melalui suatu ekspedisi
yang dipusatksn di kota pelabuhan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki
pulau-pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan sebuah
pulau yang bernama Award, tidak jauh dari Ibu Kota Romawi Timur. Dibelahan
Timur, Muawiyyah berhasil menaklukan Khurrasan sampai ke sungai Oxus dan
Afganistan. Ekspansi ke timur yang dirintis oleh Muawiyyah, lalu disempurnakan
oleh Khalifah Abdul Malik. Dibawah komando gubenur Irak Hajjaj ibn Yusuf,
tentara kaum muslimin menyebrangi sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh,
Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkhand. Dimasa kekuasaan al-Walid I dikenal
dengan “masa kemenangan yang luas”. Dimasa ini, pengepungan atas kota
konstantinopel dihidupkan kembali guna menklukan ibu kota Romawi,meski belum
berhasil tetapi memberi hasil yang cukup memuaskan yakni dengan menggeser tapal
batas pertahanan Islam lebih maju kedepan, dengan menguasai basis-basis militer
Kerajaan Romawi di Mar’asy dan Amuriyah. Kemudian dilanjutkan dengan
keberhasilan di front Afrika. Disamping itu, kejayaan Bani Umayyah juga
tercermin dari pembangunan di berbagai bidang seperti bidang politik ataupun
sosial kebudayaan. Didalam bidang politik Bani Umayyah menyusun tatanan
pemerintahan yang sama sekali baru, yakni memenuhi tuntutan perkembangan
wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks.
Dalam jangka 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin berramai-ramai
masuk kedalam kekuasaan Islam, yang meliputi wilayah Spanyol, seluruh wilayah
Afrika utara, Jazirah Arab, suriah, Palestina, setengah bagian dari daerah
Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang
dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk sovyet Rusia.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Prestasi Peradaban
Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah
Dinasti Umayyah telah mampu membentuk
perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik,
ekonomi dan teknologi. Berikut Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan
Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara lain:
1.
Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan
tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di
sepanjang jalan.
2.
Menertibkan angkatan bersenjata.
3.
Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang
Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam.
Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
4.
Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi
sendiri .
5.
Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan
pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa
Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya
diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan
keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
6.
Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil
yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
7.
Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah
dengan daerah lainnya.
8.
Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan
masjid-masjid yang megah.
9.
Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan,
badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya
kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber
Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
10. Pengembangan di
ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang
sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara
kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir,
hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
B.
Sebab-sebab Kemunduran
Daulah Bani Umayyah
Kemunduran Bani Umayyah disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni:
1.
Ketidakpuasan sebagian besar orang non Arab yang memeluk
Islam, terutama di Irak dan propinsi” timur. Mereka mendapat sebutan “mawali”
atau “klien”, karena pada prakteknya mereka harus mengikatkan diri dengan
menjadi klien dari kabilah-kabilah Arab. Hal tersebut bukan dari ajaran Islam,
status tersebut menggambarkan keangkuhan orang-orang Arab. Mereka orang
non-Arab derajatnya dianggap lebih rendah, misalkan ada tunjangan dari negara
maka tunjangan mereka harus lebih sedikit dari orang Arab.
2.
Meningkatnya perpecahan diantara kabilah-kabilah Arab.
Perpecahan terjadi antara kabilah selatan atau Yunani dengan Kabilah Utara.
Kabilah selatan atau Yunani adalah sebutan bagi Kabilah yang berkaitan dengan
Kabilah Kalb dan juga mereka pernah berdiam di Yunani. Sedangkan kabilah utara
adalah sebutan bagi kabilah Qays. Perpecahan antara kedua kabilah terjadi
karena tumbuhnya pengaruh politis dikedua kabilah tersebut.
3.
Kelalaian kholifah dalam urusan administratif dan tidak
adanya perhatian terhadap tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak
disukai. Para pejabatnya banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri
sediri dan akibatnya pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan
antar suku yang sudah lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk
banyak penentangan dari kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala.
Ketidakacuan serta perlakuan kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah
dan propaganda anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh
simpati rakyat karena kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan
Nabi.
4.
Muawiyah telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme
diganti dengan monrchi turun temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus
dipilih oleh rakyat tidak dijalankan dengan demikin Bani Umayah kehilangan
dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat.
5.
Kekecewaan sejumlah besar orang yang prihatin akan keadaan
keagamaan. Golongan ini mengaku ingin mencari keadilan bagi kaum mawali,yang
mana konsep mawali tidak terdapat didalam Islam.
C.
Pelajaran Terpenting
bagi Pengembangan Peradaban Islam Masa Kini dan Masa Depan
Pelajaran terpenting dari kajian ini
bagi pengembangan peradaban Islam di Masa kini dan Masa sekarang yakni: bahwa
pelajaran terpenting terdapat dari sisi mana kita akan memahami. Misalkan dari
sisi strategi, Dinasti Umayyah sangat hebat didalam pertahanan militernya,oleh
karenanya kekuatan militer sangatlah diperlukan oleh orang-orang Muslim hal
tersebut perlu adanya karena dengan jiwa yang kuat maka kita akan menjadi
muslim yang kuat. Didalam bidang sosial, dapat kita ambil pelajaran bagi
peradaban Islam yakni keberadaan orang muslim dengan non-muslim itu sama, dalam
artian kita saling menghargai dengan tidak menganggap remeh ataupun melecehkan
agama lain. Contohnya kalau didalam makalah adanya pembedaan kelas masyarakat
antara arab dan non-Arab dan contoh didalam kehidupan kita yakni dengan
mengambil hikmah kejadian pelecehann agama Islam yang dialkukan oleh orang
non-islam. Dalam bidang politik,kita bisa mengambil contoh ketika masa jayanya
Umayyah dan keruntuhannya, dimasa jayanya kita bisa meniru dengan kinerja bagus
yang dilakukan Muawiyyah dan di masa kehancurannya kita bisa mengambil
pelajaran dari buruknya korupsi akan mengakibatkan kehancuran negeri.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh
Muawiyyah yang menang diplomasi di Siffin dan juga sebagai akibat terbunuhnya
Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak hanya itu, ada dasar lain yang
menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni dukungan yang kuat dari rakyat
suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Mereka dengan kelompok bangsawan
kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah berada sepenuhnya di belakang Muawiyyah
untuk mendukungnya. Dengan sumber kekuatan yang tiada habisnya baik itu
kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan, dan juga negeri suriah yang terkenal
makmur yang menyimpan sumber alam yang berlimpah tentunya sangat membantu
Muawiyyah.
Salah satu kemajuan yang paling
menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah adalah kemajuan dalam
system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak
mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya
dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan
perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer
Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik
dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani
Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.
Daftar Pustaka
Shaban, 1993, Sejarah Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia
Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,
Jakarta:Logos
Sunanto, Musyrifah. 2007, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan
Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kencana
Watt, Montgomerry. 1990, Kejayaan Islam: Kajian kritis dari
Tokoh Orientalis. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya
http://sinankwalisongo.wordpress.com/2011/12/11/sejarah-peradaban-islam-di-masa-bani-umayyah/